Senin, 28 April 2008

Membuat Allah Menyesal

( Keluaran 32 : 7-14 )

Oleh: Yunus Heri Purnomo


Pernahkah Allah itu lupa, pernahkah Allah itu plin-plan, ataukah pernahkah Allah itu menyesal ? Pertanyaan ini pasti seringkali kita jawab dengan jawaban tegas “Tidak Pernah”. Namun ternyata jika kita teliti dengan saksama ternyata Allah pernah mengalami lupa, plin-plan dan menyesal, tidak percaya ? mari kita baca dalam Keluaran 32 : 7-14:

7 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: “Pergilah, turunlah, sebab bangsamu yang kau pimpin keluar dari tanah Mesir telah rusak lakunya.

8 Segera juga mereka menyimpang dari jalan yang telah Kuperintahkan kepada mereka; mereka telah membuat anak lembu tuangan, dan kepadanya mereka sujud menyembah dan mempersembahkan korban, sambil berkata: Hai Isarael, Inilah Allahmu yang telah menuntun engkau dari tanh mesir.”

9 Lagi firman Tuhan kepada Musa: “Telah kulihat bangsa ini dan sesungguhnya mereka adalah suatu bangsa yang tegar tengkuk.

10 Oleh sebab itu biarlah supaya murkaKu bangkit terhadap mereka dan Aku akan membinasakan mereka, tetapi engkau akan kubuat menjadi bangsa yang besar.”

11 Lalu Musa mencoba melunakan hati TUHAN, Allahnya, dengan berkata: “Mengapakah, TUHAN, murka-Mu bangkit terhadap umat-Mu, Yang telah Kau bawa keluar dari tanah Mesir dengan kekuatan yang besar dan dengan tangan yang kuat?

12 Mengapakah orang Mesir akan berkata: Dia membawa mereka keluar dengan maksud menimpakan malapetaka kepada mereka dan membunuh mereka di gunung dan membinasakannya dari muka bumi? Berbaliklah dari murka-Mu yang menyala-nyala itu dan menyesalahkarena malapetaka yang hendak Kaudatangkan kepada umat-Mu.

13 Ingatlah kepada Abraham, Ishak dan Israel, hamba-hamba-Mu itu, sebab kepada mereka Engkau telah bersumpah demo diri-Mu sendiri dengan berfirman kepada mereka: Aku akan membuat keturunanmu sebanyak bintang di langit, dan seluruh negeri yang telah kujanjikan ini akan Kuberikan kepada keturunanmu, supaya dimilikinya untuk selama-lamanya.”

14 Dan menyesalah TUHAN karena malapetaka yang dirancangkan-Nya atas umat-Nya.


Dari pembacaan firman Tuhan di atas jelas kita melihat bahwa Allah pernah mengalami namanya:

  1. Lupa, hal itu bisa kita lihat ketika Allah mau menhukum bangsa Isrel Tuhan diingatkan akan janji-janji-Nya kepada bapa-bapa leluhur Israel.

  2. Plin-plan, Hal itu bisa kita lihat ketika dengan mengebu-gebu dan bersemangat Allah akan menghukum Israel, namun akhirnya Allah tidak jadi menghukum bangsa Israel.

  3. Menyesal, ternyata Allah juga menyesal karena merencangkan malapetaka pada umat-Nya (Lihat ayat 14).


Sekarang pertanyaannya apakah benar Allah itu pelupa, plin-plan dan menyesal, jika itu benar ya buat apa kita percaya pada Allah yang seperti itu, ya lebih baik kita menjadi ateis saja kalau Allah ternyata sama saja seperti manusia tidak ada bedanya.

Untuk memahami teks Alkitab di atas kita perlu mengerti maksud Allah yang tersembunyi kita perlu memperhatikan dengan saksama apa yang dimaksudkan-Nya. Dalam hal ini Allah tidak menujukan bahwa Dia adalah Allah yang pelupa, Allah yang plin-plan atau Allah yang menyesal. Di sini Allah mencoba memprovokasi Musa untuk menjalankan fungsi kenabiannya. Musa diprovokasi Allah untuk memfunsikan fungsi kenabiannya sebagai pesyafaat. Allah berfirman kepada Musa bahwa Allah akan menghukum bangsa Israel, secara tidak langsung Allah mau berkata ‘Jika akau akan menghukum bangsa Israel Apa yang akan kamu lakukan Musa, diam saja atau kamu akan menggunakan fungsimu sebagai pesyafaat untuk membela bangsa Israel.”

Hal yang benar telah dilakukan Musa ketika Allah ingin menghukum bangsa Israel Musa mengabil fungsinya sebagia pesyafaat, dia membela bangsa Israel. Bahkan Musa mempunyai sifat pesyafaat yaitu dia mengesampingkan kepentingan pribadinya, dan lebih mementingkan kepentingan orang banyak, hal itu bisa kita lihat dalam Keluaran 32 :13 dimana ketika Allah akan memusnahkan bangsa Israel maka Musa-lah yang akan mengantikan untuk dijadikan bangsa yang besar. Namun apa yang terjadi, Musa menolak Musa malah memilih menjadi pesyafaat dan membela bangsa Israel.Dan akhirnya Musa mampu untuk melunakan hati Allah dan membuat Allah Menyesal.

Keputusan Allah Menghukum bangsa Israel adalah tepat, Allah tidak asal menghukum saja tanpa alasan. Bahkan sebelum menghukum Allah menujukan bukti-bukti kesalahan Israel, hal ini mengingatkan kita pada proses di dalam pengadilan. Sebelum terdakwa di jatuhi hukuman selalu ditunjukan dulu kesalahan dan bukti-buktinya. Allah-pun menujukan kesalahn Israel yaitu:

  1. Bangsa Israel telah rusa lakunya ( ayat 7 ).

Rusak lakunya bisa diartikan bahwa bangsa Israel telah rusak tingkah lakunya secara moral, Isael telah menjadi bangsa yang tidak bermoral.

  1. Bangsa Israel telah menyimpang dari jalan yang telah Kuperintahkan( ayat 8 ).

Menyimpang dari jalan yang telah diperintahkan adalah bangsa Isael telah melanggar hukum yang pertama dari 10 hukum, bangsa isael telah memiliki allah lain dengan membuat anak lembu tuangan dan menyembahnya.

  1. Bangsa Israel adalah bangsa yang tegar tengkuk ( ayat 9 ).

Tegar tengkuk diartikan sebagai “Tidak mau berserah” bangsa Israel menjadi bangsa yang tidak mau berserah kepada Allah.


Dan coba kita relevansikan pada bangsa kita indonesia saat ini , mumgkinkah bangsa kita sedang dalam ancaman hukuman Allah. Apakah bangsa kita telah rusak lakunya, bangsa kita telah menjadi bangsa yang tak bermoral, kejahatan dimana-mana, kurupsi merajalela. Apakah bangsa kita mejadi bangsa yang menyimpang dari jalan yang Allah perintahkan, dengan banyaknya allah lain dihadapan-Nya. Dan apakah bangsa kita adalah bangsa yang tegar tengkuk, bangsa yang tidak mau berserah kepada Allah. Dan jika semua itu benar mungkin bangsa kita dalam masa menunggu kehancuran. Maka sekarang Marilah kita mengambil peran seperti Musa jadilah pesyafaat bagi bangsa Indonesia Amin.

Tidak ada komentar: